SUMBERGLATIK-KU ………… SUMBER HIDUP-KU

CERITA DARI LERENG KELUD


Saat kita memasuki wilayah desa Sepawon kita disambut oleh gapura dan baliho yang menunjukkan bahwa desa Sepawon ini merupakan wilayah perkebunan milik Negara. Memang tidak salah, karena dari 5 dusun yang ada hanya satu dusun yang berada di luar wilayah PTPN XII Ngrangkah Pawon.

Seperti judul di atas, kali ini kami ingin berbagi cerita tentang sebuah desa yang berpenduduk sekitar 7.000 jiwa, dan kehidupan mereka sangat bergantung pada sebuah sumber air yang bernama Sumberglatik. Debit air sumberglatik saat ini tidaklah besar, sehingga untuk mencukupi kebutuhan M3C (minum, masak, mandi, cuci) warga desa Sepawon tidaklah mencukupi. Oleh karenanya, jangan heran kalau saudara-saudara kita yang ada di desa ini kadang tidak mandi sampai beberapa hari… (jangan diketawain ya…).

Itu dalam kondisi normal saat ini, padahal letak desa Sepawon bisa dibilang paling dekat dengan lokasi kawah Gunung Kelud. Artinya, warga dan sumber daya yang ada sangat beresiko terkena dampak letusan jika sewaktu-waktu Kelud meletus, tak terkecuali Sumberglatik. Seperti saat Kelud meletus tahun 1990, perlu waktu + 4 bulan agar air dari Sumberglatik bisa mengalir lagi, itupun dengan catatan hujan segera turun. Pertanyaanya, selama + 4 bulan itu bagaimana kebutuhan air bersih warga desa Sepawon?....[1]

Tidak hanya itu, Sumberglatik sekarang menghadapi ancaman lain selain letusan gunung Kelud. Banyaknya pencari kayu dan rebung (bamboo muda) di daerah sekitar sumberglatik telah mengakibatkan debit air Sumber Glatik dan lebih fatal bisa mematikannya. Ironinya, pencari rebung itu sebagian besar bukan warga desa Sepawon. Beberpa kali warga mencoba membuat peraturan/larangan penebangan kayu dan pengambilan rebung di sekitar Sumber Glatik. Namun hal itu tidak efektif untuk mencegah para pencari kayu dan rebung. Masalahnya, lokasi Sumber Glatik ini berada dalam wilayah HGU PTPN XII dan pengelolaan airnya pun diatur oleh PTPN

Sekiranya perlu segera diterapkan langkah-langkah konkret pencegahan penebangan kayu dan rebung oleh warga dan pihak Perkebunan. Semisal patroli oleh penduduk Sepawon dan karyawan Perkebunan dan penerapan sanksi yang tegas bagi yang terbukti menebang kayu dan rebung di wilayah sekitar Sumber Glatik.

Kalau bukan warga Sepawon sendiri siapa yang akan melestarikan Sumber Glatik..?

4 Responses to “SUMBERGLATIK-KU ………… SUMBER HIDUP-KU”

deena said...

jgn merusak apa yg sudah diberikan Allah Subhana Wata'ala...sesungguhnya, bumi itu rusak krn ulah kita sendiri...
gak mandi ya..sama doong,sy jg gak mandi klo dingiiiinnn bangeeeett... tp sy paling suka hujan [lah apa hubungannya ya...]

Batos said...

boleh ga mandi...tapi jangan tiap hari yach...sodara2 kita di sepawon gak mandi bukan karena dingin lho, tapi karena memang kurang pasokan air..

Unknown said...

sekrang dh g kyak dlu lah,,sekrng dh da air,,,,,

Unknown said...
This comment has been removed by the author.