Alat pendeteksi banjir lahar dingin Semeru yang berada di Pedukuhan Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hilang karena dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Rochani, Selasa (27/12) mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi terkait dengan hilangnya alat pendeteksi banjir lahar dingin Semeru tersebut.
"Kami sangat menyayangkan hilangnya seperangkat alat pendeteksi dini banjir lahar dingin Semeru itu, padahal alat tersebut sangat dibutuhkan selama musim hujan ini," tuturnya.
Menurut dia, Kabupaten Lumajang memiliki sebanyak tiga alat pendeteksi banjir lahar dingin Semeru di daerah aliran sungai (DAS) Besuk Kembar, Besuk Sat, dan Besuk Kobokan, namun kini yang berfungsi hanya dua unit saja.
"Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak BPBD Lumajang menyiagakan sebanyak 20 sukarelawan di bantaran sungai untuk memantau debit air di DAS yang dilalui lahar dingin Semeru karena tidak ada lagi alat pendeteksi banjir lahar dingin di Besuk Kobokan," paparnya.
Ia berharap pihak Proyek Semeru bisa memasang kembali alat pendeteksi banjir lahar dingin Semeru tersebut, agar warga bisa lebih cepat mendapatkan informasi terkait banjir lahar dingin dan bisa diantisipasi sejak dini.
"Sejauh ini banjir lahar dingin di sejumlah daerah aliran sungai masih normal dan tidak meluap ke pemukiman warga di sekitar sungai," katanya.
Rochani mengemukakan, pihak BPBD mendapat informasi bahwa debit aliran lahar dingin di Sungai Glidik meningkat pada Minggu (25/12), namun aliran lahar dingin tidak meluap ke pemukiman warga.
Pemkab Lumajang menetapkan enam kecamatan masuk dalam zona merah bahaya lahar dingin Gunung Semeru yakni Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Pasirian, Candipuro, Pasrujambe dan Kecamatan Tempeh karena kecamatan tersebut dilalui tiga jalur utama aliran lahar dingin Gunung Semeru yakni DAS Mujur, DAS Glidik dan DAS Rejali.
Sementara Pejabat Pembuat Komitmen Pengendalian Lahar Gunung Semeru, Chairul Kustaal, mengatakan seperangkat alat pendeteksi banjir lahar dingin Semeru itu dicuri orang dengan cara merusak gembok pintu gudang.
"Peralatan tersebut dilengkapi lima buah aki, satu buah stafol, 15 meter kabel arde, dan 15 meter kabel antena. Kerugian hilangnya alat pendeteksi yang dipasang pada tahun 2000 itu ditaksir mencapai Rp7 juta," ucapnya.
Menurut dia, hilangnya seperangkat alat pendeteksi tersebut, akan menyulitkan pemantauan lahar dingin Gunung Semeru karena curah hujan selama bulan Desember dan Januari masih cukup tinggi.
One response to “Alat Pendeteksi Banjir Lahar Dingin Semeru Hilang”
Hello. Facebook takes a [url=http://www.onlineslots.gd]casino[/url] wager back on 888 casino apportion: Facebook is expanding its efforts to institute real-money gaming to millions of British users after announcing a grab with with the online gambling associates 888 Holdings.And Bye.
Post a Comment